Suatu hari saat scroll linimasa, melintas sebuah video tentang seorang perempuan cantik yang berprofesi sebagai penyanyi menghapus make up di wajah dan tubuhnya. Kalau sekedar menghapus make up mungkin terkesan biasa saja ya. Yang bikin kaget adalah setelah dihapus, ada banyak bercak bercak putih kemerah merahan yang mirip sekali dengan bekas kusta di wajah dan tangannya.
Captionnya di postingannya adalah, inilah diriku yang sesungguhnya. Banyak sekali netizen yang berkomentar positif. Turut mendukungnya. Namun ada juga yang berkomentar. Ih wajahnya kenapa kok belang belang begitu, bahkan masih banyak yang belum tahu mengapa kakak cantik tersebut wajahnya jadi seperti itu.
Sayangnya aku tidak sempat sekedar screenshot atau save video tersebut. Karena sudah cukup lama aku melihat itu. Aku sekedar teringat ini kembali saat menonton siaran live salah satu Radio, Mengenai Kerjabilitas, Harapan untuk Disabilitas dan OYPKM bekerja pada sektor formal.
Kembali ke video tadi, Menurutku apa yang dilakukan kakak cantik tersebut sangat keren. Dia tidak malu dan memang seharusnya tidak perlu malu. Toh bekas luka penyakit bukanlah aib. Tidak ada yang mau dan sengaja mendapatkan penyakit apapun itu.
Faktanya penyakit kusta tidak mudah menular dan bisa disembuhkan. Sayangnya masih banyak yang tidak tahu ini, dan lebih percaya dengan mitor dan dusta seputar kusta. Akibat banyaknya mitos yang beredar. OYPMK pun mengalami kerugian terkait dengan kesempatan bekerja.
Kakak yang tadi masih lebih beruntung karena punya bakat menyanyi. Suaranya pun bagus sekali. Jadi beliau bisa bekerja walau bukan di sektor formal. Dan memang saat ini kesempatan kerja untuk OYPMK di sektor non formal pun masih terbatas. Selain karena mitos, ancaman disabilitas pada mereka pun menambah berkurangnya kesempatan bekerja.
Inspirasi Satu Indonesia Award, Perawat Yang membantu OYPMK Melawan Dusta Kusta
Walaupun Kusta merupakan penyakit yang sudah lama berada di muka bumi. Sayangnya hingga kini penyakit ini sulit untuk dihapuskan. Apalagi sudah banyak stigma negatif yang juga terlanjur muncul dan mengikuti nasip orang yang pernah menderita kusta. Tidak cukup dengan ancaman disabilitas, stigma penyakit kutukan juga memberatkan OYPMK.
Adalah Ratna Indah Kurniawati, seorang perawat yang menetap di Desa Cukur, Gondang Kecamatan Grati, Kabupaten Pasuruan Jawa Timur ini, justru malah nekat melawan dusta kusta, atau menepis stigma negatif penyakit ini melalui kegiatan yang dilakukannya.
Kegiatan ini lah yang mengantarkan Ibu Perawat Indah menjadi sosok Inspirasi dan akhirnya menjadi salah satu pemenang Satu Indonesia Award 2011.
Banyak pasien kusta yang mengalami disabilitas. Kehilangan anggota tangan maupun kaki. Mulai dari jari kaki hingga bagian tubuh mereka. Karena hal ini lah mereka tidak dapat bekerja dengan maksimal. Bahkan banyak yang terpaksa kehilangan kesempatan untuk mencari nafkah.
Perawat Indah menjadi satu satunya perangkat desa yang rela berkunjung mendatangi rumah para penderita kusta, disaat yang lain khawatir dengan stigma penyakit ini. Penyakit ini saat itu masih dianggap sangat berbahaya dan cepat menular. Padahal dengan pengobatan penderita kusta bisa disembuhkan antara 6-18 bulan.
Perawat Indah mendekatkan diri dengan para penderita kusta melalui pengajian dan pertemuan. Ia bahkan tidak segan segan untuk makan bersama penderita kusta. Perawat Indah juga tidak segan untuk mendata ulang penderita kusta di wilayah kerjanya yang mencakup 9 desa. Ia bahkan menghubungi mereka satu persatu untuk mengetahui status penyakit mereka.
Tidak cuma memberikan akses pengobatan, dan juga edukasi. Perawat Indah juga memberikan akses lapangan pekerjaan untuk OYPMK. Usaha ternak jangkrik untuk para OYPMK laki laki dan Menyulam bagi yang perempuan.
Wajarlah sekiranya kegiatan Perawat Indah ini mendapatkan penghargaan. Salah satunya dari satu Indonesia Award di tahun 2011. Sedikit informasi mengenai Satu Indonesia Award. Bisa kamu baca di bawah ini ya.
Satu Indonesia Award, Semangat Astra Terpadu Untuk satu (SATU) Indonesia award.
Penghargaan SATU Indonesia adalah sebuah ajang kompetisi yang hasil akhirnya berupa penghargaan untuk lima pemuda yang dinilai telah memberikan kontribusi positif bagi masyarakat dan lingkungan sekitar.
Kegiatan ini merupakan inisiasi dari PT. Astra International Tbk. Seiring dengan semangat Sumpah Pemuda, PT Astra International Tbk mempersembahkan 13th Semangat Astra Terpadu Untuk (SATU) Indonesia Awards 2022 bagi generasi muda yang tak kenal lelah memberi manfaat bagi masyarakat di seluruh penjuru tanah air.
Apresiasi Satu Indonesia Award ini Astra berikan kepada anak bangsa yang senantiasa memberi manfaat bagi masyarakat dalam lima bidang, yaitu Kesehatan, Pendidikan, Lingkungan, Kewirausahaan, dan Teknologi, serta satu kategori Kelompok yang mewakili lima bidang tersebut. Keren ya.
Kegiatan ini sudah Astra Lakukan sejak tahun 2010 hingga sekarang 2023. Untuk penilaian biasanya Astra melibatkan dewan juri baik dari kalangan profesional di Astra sendiri, ditambah Juri dari luar yang juga Profesional di bidang masing masing.
Selain Satu Indonesia Award yang sudah berjalan 13 tahun. Ada pula program CSR Astra International yakni Kampung Berseri Astra
Kampung Berseri Astra merupakan program CSR Astra yang diimplementasikan kepada masyarakat dengan konsep pengembangan yang mengintegrasikan 4 pilar program yaitu Pendidikan, Kewirausahaan, Lingkungan dan Kesehatan.
Sungguh aku terkesan sekali membaca inspirasi mengenai perawat Indah yang tidak sekedar profesional menjalankan pekerjaannya. Tetapi juga membantu kehidupan banyak OYPMK. Bukankah manusia yang paling baik adalah yang mampu memberi manfaat pada sekitarnya.
Recent Comments