Pasti nggak ada yang menyangka, bahwa pandemi Corona ini akan berlangsung lama sekali. Bahkan hingga akhir tahun 2020 masih belum tahu kapan berujung.
Banyak sekali korban pandemic ini, selain mental, nyawa juga berpengaruh pada ketahanan ekonomi. Banyak teman teman saya yang suaminya di PHK. Bahkan dua adik laki lakiku juga korban PHK karena perusahaannya bangkrut sejak Corona hadir.
Banyak juga usaha usaha rumahan yang mau tidak mau harus bertahan dengan mengubah strategi pemasaran. Dari yang selama ini offline harus memanfaatkan teknologi memasarkan produknya secara digital.
Nah di webinar Danone bekerja sama dengan Women Will beberapa waktu lalu. Memberikan insight baru mengenai Perempuan UMKM, berkembang memanfaatkan teknologi digital.
Diskusi menarik mengenai peran Perempuan dan umkmnya dalam bertahan dan mengembangkan usahanya di tengah pandemic, sekaligus menginformasikan peran serta perusahaan besar seperti Danone yang turut membantu perkembangan UMKM.
Diawali dengan paparan dari ibu Destry Anna Dari Asisten Deputi Pemasaran Deputi Produksi dan Pemasaran Kementerian dan koperasi UKM.
Dari informasi yang disampaikan oleh ibu Destry Anna, banyak fakta yang cukup mengagetkanku. Diantaranya ternyata UMKM di Indonesia menyumbang sekitar 60 persen APDB Nasional loh. Belum lagi serapan tenaga kerja sebesar 97 persen serta berkontribusi atas 14.7 persen eksport.
Wow artinya potensi UMKM ini nggak bisa dianggap enteng. Apalagi kata orang, Indonesia selamat berkali kali dari resesi karena masih adanya perputaran ekonomi di level UMKM.
Dan faktanya lagi nggak bisa dipungkiri sebagian besar pelaku UMKM tersebut adalah perempuan. Aku pun tahu ini karena banyak diantaranya adalah teman temanku. Mereka sebagian harus resign karena memiliki anak dan ingin mengasuh anaknya sendiri. Namun passion dan kemampuan akademis sayang untuk tidak digunakan. Dari produsen pakaian, sabun dan kosmetik, bahkan banyak juga yang banting stir jadi bakul makanan rumahan. Baik berskala rumah tangga, maupun yang sudah dikerjakan cukup serius.
Sayangnya pandemic corona ini memberi hantaman cukup besar bagi bisnis UMKM, terutama yang masih mengusung platform tradisional. Namun banyak juga yang sudah mampu beralih (walau awalnya seakan terpaksa) ke digital, agar dapat mengembangkan jangkauan serta berinovasi.
Karena itu menurut ibu Destry Anna ” UMKM harus mau nggak mau beralih ke teknogi digital, dan adanya uluran tangan perusahaan besar seperti Danone Indonesia, diharapkan dapat merumuskan strategi dgn Pemerintah agar menghadirkan dampak positif agar UMKM dapat bertahan dari Pandemi, kompetitif di level lokal dan global.”
Hal hal yang sudah dilakukan oleh Pemerintah sendiri dalam mensupport para pelaku UMKM diantaranya memberikan kesempatan pada UMKM terlibat dalam marketplace buatan anak bangsa, terlibat dalam pemenuhan barang belanja kebutuhan pemerintah dan BUMN. Memastikan ekosistem usaha nyaman dan berpihak pada rekan rekan UMKM”
Webinar ini dimoderatori oleh Mas Rory Ashari yang sekaligus memperkenalkan 3 keynote speaker yakni Mbak Vera Galuh Sugijanto selaku Vice President General Secretary Danone Indonesia, lalu ada Mbak Dora Songu Product Marketing Manager Google Indonesia, serta Mas Jonathan Eno, seorang Digital & Growth Consultants.
Pentingnya Digitalisasi UMKM Di Masa Pandemic
Setuju banget dengan ibu Destry Anna Sari, jauh sebelum pandemic corona ini datang. Digitalisasi usaha tentu saja sangat penting .
Apalagi Indonesia juga sedang beralih menjadi 4.0
Bahkan sudah sejak awal 2020, ada 8 juta pelaku usaha yang onboarding di dunia digital. Dan dengan adanya pandemi, sejak Mei hingga November sudah bertambah lagi 2.9 juta UMKM.
Dan memang pandemi ini dengan segala keterbatasannya. Seperti larangan berkumpul, jaga jarak, PSBB, sekolah libur dll membuat para pelaku usaha harus memanfaatkan digitalisasi untuk memperluas jangkauan. Dan digitalisasi UMKM ini pun menerbitkan fakta berikutnya bahwa ternyata produk lokal diterima dengan baik oleh masyarakat luas.
Kolaborasi Danone Indonesia Support Perempuan UMKM
Danone turut mendukung #banggaprodukIndonesia tidak hanya dengan melahirkan produk produk nutrisi, diantaranya SGM, Aqua dll, juga telah turut dalam banyak program pemberdayaan masyarakat, termasuk perempuan yang sudah dijalankan oleh Danone sejak puluhan tahun di Indonesia.
Aku pernah melihat beberapa program pemberdayaan UMKM Perempuan salah satunya Srikandi tempe. Dan di akhir tahun lalu pernah mengunjungi para ibu ibu pelaku warung anak sehat di beberapa sekolah.
Menurut Ibu Vera Galuh Sugijanto, Danone jug mensupport Ibu ibu yang Ingin menambah ekonomi keluarga sekaligus dapat berkegiatan positif dan membantu memberikan pemahaman makanan bergizi melalui warung anak sehat.
Di tengah pandemi ini, Danone melihat para pengusaha perempuan Aqua home service dan para ibu pemilik warung anak sehat mengalami situasi sulit karena transaksi secara offline/fisik berkurang, nah situasi ini lah yang menuntut mereka beradaptasi dengan teknologi.
Walau program seperti Aqua home service dan warung anak sehat memang sudah running sejak dulu. Namun sempat terkendala saat pandemic, sehingga mau tidak mau harus kreatif, inovatif dengan menggunakan teknologi digitalisasi. Dengan itu Danone menggandeng Google memberikan pelatihan transformasi bisnis dengan digital kepada sekitar 700 AHS dan Warung Anak Sehat dari berbagai kota. Nah seperti apa caranya? Dijabarkan dengan baik berikutnya oleh mbak Dora Songgo.
Kolaborasi Women Will x Danone Indonesia, mensupport Ratusan UMKM Perempuan.
“Dari hasil riset Google yang paling dibutuhkan oleh para UMKM di digitalisasi adalah belajar” Ujar mbak Dora Songgo. Women Will merupakan salah satu program dari Google yang memberikan edukasi literasi digital kepada para pelaku UMKM.
Dalam hal ini dari kerjasama dengan Danone, Women Will memberikan pelatihan literasi digit pada Aqua Home Service dan Warung Anak Sehat.
Materi yang diberikan mencakup edukasi pemanfaatan teknologi digital untuk optimalisasi bisnis seperti penggunaan media sosial dan google my bussines. Membangun kesiapan mental berwirausaha dan penguatan mindset yang telah disusun oleh Women Will menjadi 4 modul. Modul modul ini telah disampaikan secara bertahap selama Oktober hingga November.
Beberapa diantara peserta mungkin memang sudah ada yang memanfaatkan marketplace, social media, dll untuk memasarkan produknya. Namun tidak dengan strategi yang terukur. Jadi hasilnya belom optimal. Dalam pelatihan ini para AHS dan WAS dibagi dalam beberapa batch dan ada sesi tanya jawab intensif serta diberikan motivasi oleh para pelaku UMKM yang sudah lebih dahulu sukses.
Yup perubahan trend karena teknologi sebenarnya sudah berlangsung sejak beberapa tahun yang lalu. Dengan banyaknya marketplace yang menjamur. Sehingga dengan adanya pandemi Corona ini. Mau nggak mau yang belum tergerak juga harus ikut ganti style usahanya. Karena begitulah setidaknya seperti yang dipaparkan oleh Jonathan End seorang Digital dan Growth Consultan.
Peluang dan Tantangan Pelaku UMKM dengan Kehadiran Platform Digital.
Ternyata kehadiran digitalisasi tidak cuma menghadirkan peluang bagi usaha kecil tapi juga tantangan. Sebagai informasi aku dulu di 2011 memiliki usaha online shop yang menjual retail mainan dan perlengkapan bayi.
Saat marketplace belum menjamur dan seramai sekarang. Usaha online shop ku laris manis bahkan aku bisa mengumpulkan omset sekitar 40-50 juta per bulan hanya dengan memanfaatkan blackberry dan Facebook.
Namun setelah digitalisasi semakin marak, marketplace menjamur dimana mana. Pelaku usaha makin banyak dan kadang ada yang banting harga sekedar membuat usahanya maju membuat usahaku makin sulit dan akhirnya hidup segan mati tak mau. Sampai sekarang aku masih jualan online. Namun penghasilannya tidak se dahsyat dulu kala.
Nah sama seperti yang disampaikan oleh Jonathan End, pelaku UMKM memang perlu mengetahui tantangan dalam bisnis digital, diantaranya ketidaksiapan SDM, modal yang kurang memadai, persaingan yang tidak sehat.
Jonathan pun memberikan saran bahwa ” Kunci Utama UMkM bisa bertahan adalah kemampuannya merespon perubahan tren yang terjadi karena pandemi. Apalagi ada keterbatasan fisik dengan alasan kesehatan. sehingga banyak konsumen yang lebih nyaman berbelanja secara online untuk mengurangi resiko terpapar penyebaran virus Covid 19″
Yuph sebagai masyarakat umum aku juga menyadari hal ini. Perubahan gaya hidup, seperti membeli kebutuhan sehari hari secara online, bahkan berobat ke dokter juga melalui vitur video call memang menjadi salah satu solusi. Dan menurutku apa yang dilakukan oleh Danone x Women Will bisa menginspirasi banyak pihak pihak lain yang sekiranya dapat membantu juga UMKM lain yang belum mengenal digitalisasi. Seperti yang kita ketahui UMKM adalah salah satu faktor pendukung peningkat ekonomi Negara. Sehingga pengoptimalan peran UMKM bukan hanya tugas salah satu pihak saja, namun perlu kerja keras dari banyak pihak.
Semangat!!!! Bersama kita bisa.
Recent Comments