Alhamdulillah bulan Juli adalah bulannya Faqih anakku. Tepat di bulan ini ia berusia tepat 1 tahun. Dan tepat pula di usianya yang satu tahun ia resmi dapat berjalan.
Seiring pencapaian motorik kasarnya, perkembangan lainnya pun turut meningkat. Kemampuan berkomunikasinya semakin baik, sudah bisa diajak komunikasi dua arah, sudah mampu memberitahu keinginannya
Walau masih berupa kode dan bahasa tubuh karena kemampuan verbalnya masih khas bayi 1 tahun.
Syukur Alhamdulillah kemampuan faqih ini tidak tiba tiba muncul, ada peran nutrisi dan stimulasi yang kerap saya dan suami lakukan sebagai orang tuanya. Apalagi mengingat saat ini masa transisi. Peralihan dari pandemi Corona yang serba ketat ke masa herd immunity namun masih tetap waspada karena Corona masih ada.
Nah pas banget kemarin aku ikut event online bersama Bebelac. Menyambut perayaan Hari Anak Nasional yang diperingati setiap tanggal 23 Juli, Bebelac mengajak orang tua merayakan Hari Anak Hebat Nasional untuk mendukung si Kecil agar tumbuh menjadi Anak Hebat yaitu anak yang pandai, berani dan baik hati.
Menghadirkan Titian Putri, BA Bebelac. Dr. Frieda Handayani Kawanto, Sp.A(K) Dokter Spesialis Anak-Konsultan Gastrohepatologi, juga Nadya Pramesrani, M.Psi, Psikolog Keluarga di Rumah Dandelion dalam webinar ini. Membahas bagaimana cara orang tua mendukung tumbuh kembang anak dalam situasi pandemi sekarang ini.
Anissa Permatadhieta Ardiellaputri, Marketing Manager Bebelac mengatakan, “Perubahan rutinitas kembali ke normal ini sedikit banyak menyebabkan kekhawatiran pada orang tua, salah satunya adalah apakah si Kecil sudah mampu beradaptasi untuk berinteraksi dengan lingkungan baru setelah selama dua tahun hidup berjarak dari orang lain dan lingkungan sekitar. Melihat hal ini, kami berinisiatif melakukan survei terhadap orang tua di Indonesia untuk mengetahui isu dan disrupsi yang dirasakan orang tua atas tumbuh kembang si Kecil selama pandemi serta adaptasi apa yang telah dilakukan orang tua dan si Kecil di masa transisi kebiasaan baru ini.”
Hasil survei menyatakan sebanyak 31,7% orang tua menjawab bahwa Si Kecil menangis setiap bertemu orang baru, sedangkan 14,8% orang tua menjawab bahwa Si Kecil terlambat berbicara dan 13% orang tua menjawab si Kecil belum bisa merespon orang lain.
Berbagai kendala yang mungkin dialami si Kecil saat memasuki masa transisi dari pandemi ke pascapandemi diantaranya 388 dari 1232 responden orang tua (31,5%) merasa si Kecil belum terbiasa berinteraksi dengan orang lain sebagai dampak dari situasi pandemi.
Sama seperti pengalamanku saat membesarkan faqih selama setahun ini. Faqih type anak social butterfly, dia suka berteman dan menyapa orang orang disekitarnya. Tidak takut dan berani bertemu siapa Saja. Karena setiap pagi dan sore sejak usia 1 bulan hingga sekarang aku rajin mengajak faqih berkeliling kompleks dengan stroller dan sekarang dengan sepeda.
Walau memang pada akhirnya kami berdua pernah positif COVID di awal February 2020. Padahal saat itu aku selalu mengenakan prokes. Ya itu tadi dampak buruk dari keputusanku mengajak faqih bermain di luar. Karena aku tidak mau anakku jadi penakut dengan orang lain karena sehari hari hanya bermain di rumah saja.
Ternyata Memasuki masa transisi kebiasaan baru pasca pandemi tentunya membutuhkan adaptasi dan penyesuaian terhadap rutinitas dalam kehidupan keluarga terutama bila si Kecil mulai kembali beraktivitas di luar rumah. Nadya Pramesrani, M.Psi, Psikolog Keluarga di Rumah Dandelion mengatakan, “Sangat penting bagi orang tua dan anak untuk senyaman mungkin bertransisi dan beradaptasi dalam situasi pasca pandemi sehingga dapat mengurangi rasa stres pada orang tua dan meningkatkan rasa percaya diri pada anak.
Ada beragam kiat yang dapat dilakukan orang tua orang tua dalam memulai kebiasaan baru memasuki pasca pandemi diantaranya dengan membangun struktur pada anak dengan cara menerapkan rutinitas yang teratur. Dengan menerapkan struktur, anak akan lebih memahami batasan dalam berperilaku, mampu mengendalikan diri, memiliki sikap disiplin dan mandiri.”
Ditambahkan oleh Dr. Frieda Handayani Kawanto, Sp.A(K) Dokter Spesialis Anak-Konsultan Gastrohepatologi menjelaskan, “Agar si Kecil dapat tumbuh dan berkembang secara optimal, orang tua perlu memastikan kesehatan pencernaan si Kecil terjaga, karena pencernaan yang sehat dan kemampuan berpikir yang baik akan berpengaruh pada suasana hati anak sehingga ia siap untuk beraktivitas dan kembali bersosialisasi dengan lingkungannya.”
Kabar baiknya nih mom, untuk memastikan bekal tumbuh kembang si Kecil terpenuhi secara optimal memasuki masa transisi kebiasaan baru ini, Bebelac susu pertumbuhan untuk anak di atas 1 tahun menghadirkan formula baru GroGreat+ yang diperkaya dengan kombinasi FOS:GOS 1:9 dan Triple A (DHA, LA, ALA) serta memiliki Zat Besi dan Minyak Ikan lebih tinggi dukung si Kecil memiliki saluran cerna yang sehat (Happy Tummy), perkembangan daya pikir yang hebat (Happy Brain) dimana keduanya akan berpengaruh pada kemampuan sosial-emosional si Kecil (Happy Heart).
Lengkap banget ya kandungan gizi dari Bebelac GroGreat 1, bahkan Mom Titian mempercayakan Bebelac sebagai salah satu support untuk tumbuh kembang anaknya loh.
Mom Influencer yang juga seorang Ibu Hebat Bebelac Putri Titian berbagi pengalamannya. Sebagai ibu, ia harus memastikan bekal tumbuh kembang kedua buah hatiku terpenuhi sehingga Ia siap menghadapi masa transisi kebiasaan baru. “Agar nutrisi kedua buah hatiku terpenuhi, aku memilih Bebelac formula baru GroGreat+ untuk mendukung kesehatan pencernaan-nya. Tidak hanya nutrisi, aku juga berupaya untuk memberikan stimulasi yang sesuai untuk mereka, salah satunya dengan mengajak mereka mengikuti kelas online interaktif bersama Bebelac GroGreat+ Time sehingga Ia tetap mendapatkan stimulasi melalui berbagai kegiatan menyenangkan yang dapat dilakukan secara online dari rumah.
Yup aku pun sebagai orang tua Faqih juga akan melakukan hal yang sama. Memastikan nutrisi dan stimulasi anakku terpenuhi agar ia tumbuh menjadi anak yang pandai, pemberani namun tetap baik hati.
Recent Comments