Tips Jadi Orang Tua Generasi Z di Masa Pembelajaran Daring

Assalamualaikum parents. Bertemu lagi nih dengan Amma fika.  Hari ini amma mau cerita tentang sebuah materi yang bagus banget dan bermanfaat bagi Kita sebagai orang tua. Memang sih saat ini aku pribadi nggak mengalami langsung sebagai pelaku. Karena anakku belum masuk usia generasi Z di zaman ini.

Tapi aku punya 3 orang adik yang memang generasi Z. 2 adik sepupu dan 1 adik kandung. Nah om dan tanteku yang menjadi kedua orang tua di zaman ini adalah generasi baby boomer dan generasi X. Jadi agak jauh lah ya perbedaan usia dengan anak anaknya. So sebagai kakak sepupu yang lahir di generasi Y. Aku merasa lebih mudah memahami perubahan gaya belajar orang orang dulu dengan anak anak sekarang.

Karena Itu saat SMA Pintar Lazuardi mengadakan acara webinar dengan tema ” Kepoin Kebiasaan dan Gaya GenZ”. Aku langsung daftar mau ikutan. Karena om dan tanteku yang mungkin kurang nyaman menyimak melalui daring. Aku yang lebih terbiasa mengikuti Pembelajaran/online ya lebih cocok mewakili mereka.

Terlebih nanti anakku kan adalah generasi alpha. Yang juga tantangannya bakal jauh lebih dahsyat lagi daripada genZ. Nah dari awal berarti aku juga harus prepare dan membiasakan diri dengan perkembangan teknologi.

Sebelum masuk ke materi yang kemarin disampaikan oleh 2 narasumber. Yakni mbak Dya Loretta, SE. M.Ikom, CSP.CPM dan Kepala SMA Pintar Lazuardi, Ibu Sonya Sinyauri. Aku Akan menceritakan sedikit tentang era digital dan generasi Z.

Tantangan Era Digital dan Generasi Z

Perbedaan dan lompatan perkembangan teknologi yang sangat luar biasa di beberapa tahun terakhir. Selain membaca perubahan positif juga membawa rentang perbedaan pemahaman dan gaya hidup yang sangat signifikan antara berbagai generasi.

FYI mungkin tidak semua orang mengenal pembagian generasi berdasarkan perkembangan teknologi. Nah ini aku jabarkan sedikit terlebih dahulu ya.

Coba check parents di generasi mana Kita berada?. Berdasarkan  teori yang dikemukakan oleh Graeme Coddington dan Sue Grant Marshall dalam kurung waktu 100 tahun terakhir setidaknya ada 6 kelompok generasi manusia. Mulai dari tradisional sampai generasi alpha.

1. Tradisionalis ( 1922-1945)

Ini lah nenek moyang Kita yang terlahir dalam generasi krisis Ekonomi global mereka harus hidup dengan kondisi serba kekurangan. Dan menjadi saksi hidup berbagai kejadian terbesar di muka bumi.

2. Baby Boomers ( 1946-1964)

Generasi kedua ini kebanyakan adalah para orang tua generasi Y. Dimana terjadi pertumbuhan kelahiran secara pesat. Karena berangsur pulih dari kesulitan di masa perang. Mereka hidup dengan cara konvensional namun sebagian sudah mulai akrab dengan gadget

3. Generasi X ( 1965-1980)

Generasi X dibesarkan dalam situasi orang tua yang gigih bekerja. Namun generasi mereka menjadi lebih seimbang. Antara kehidupan pribadi, pekerjaan dan keluarga. Generasi ini juga mengenal komputer dan video game dengan versi yang sangat sederhana. Sekarang mereka yg sudah berkeluarga kebanyakan memiliki anak generasi Z.

4. Generasi Y atau Millennial (1981-1994)

Generasi yang menurutku paling beruntung karena mengalami transisi dari segala hal yang analog ke digital. Masih sempat mengenal mesin tik hingga sekarang mampu menggunakan gadget yang Paling canggih sekalipun. Generasi Millennial dianggap paling jeli dalam melihat peluang. Terutama bisnis dengan konsep inovatif. Aku salah satu parents yang terlahir dalam generasi ini.

5. Generasi Z (1995-2010)

Mereka terlahir di zaman perkembangan digital.  Sehingga wajar kalau mereka seakan tidak bisa lepas dari gadget dan aktivitas media sosial. 44 persen dari gen z memeriksa medsosnya tiap satu jam sekali. Alhasil mereka jauh lebih cepat dalam mendapat informasi maupun menyebarkan informasi daripada generasi sebelumnya.  Teknologi bagi mereka adalah alat untuk belajar, bersenang senang bahkan menjadi lahan menghasilkan cuan. Makanya banyak profesi baru yang muncul terinspirasi dari gen z.  Yang nanti akan dibahas lebih lanjut.

6. Generasi Alpha ( diatas 2010)

Inilah generasi anakku. Generasi yang lahir sejak kecil sudah familiar dengan teknologi dan kemudahan. Nah blm bisa diprediksi bagaimana mereka kedepannya karena Paling tua sekarang usia mereka baru 11 tahun.

Kembali lagi ke topik. Karena sekarang banyak usia remaja dan yang Akan memasuki dunia kerja adalah generasi Z. Maka fokus memang lebih diutamakan dengan Kepoin generasi Z.

Apalagi di atas sudah aku senggol sedikit mengenai banyaknya profesi baru yang bermunculan di zaman digital ini. Salah satunya profesi suamiku sebagai software engineer yang diprediksi akan tetap diminati di masa mendatang. Masyaallah aku jadi bangga padamu Pak suami.

10 profesi masa depan

Mbak Dya Loretta yang menjadi narasumber dari event webinar ini menjabarkan 10 profesi masa depan yang diminati oleh anak anak generasi Z. Dan kupikir benar sekali. Karena 2 adik sepupuku yang generasI Z mengambil perkuliahan Kesehatan. Satunya di Fakultas Kedokteran dan satu lagi di Jurusan Gizi.

Berikut 10 profesi masa depan yang banyak diminati oleh generasi Z. Ada data analysis, digital marketer, software engineer, application developer, Ahli lingkungan, spesialis SEO, kontruksi  dan teknik, dan entrepreneurship.

Lantas apakah selama masa corona yang mengharuskan anak anak Kita PJJ, parents mengalami kesulitan saat mendampingi Pembelajaran dating? Kalau begitu tips dari mbak Dya Loretta mungkin dapat diterapkan.

Tips mendampingi Anak Gen Z di Masa Pembelajaran Daring.

Sebelumnya Kita para parents wajib mengetahui sikap dan kecenderungan generasi Z. Seperti yang disampaikan oleh mbak Dya Loretta. Hal ini adalah dalam rangka mengenal mereka. Mengingat pola pikir generasi Z ini amat sangat berbeda dengan generasi sebelumnya.

Generasi Z sangat dipengaruhi oleh teknologi. Mereka sangat addict dan ketergantungan dengan internet dan sosial media.

1. Visual dan kreatif.

Gaya belajar mereka adalah audio visual. Makanya mereka lebih lancar untuk berkomunikasi aktif.  Lebih suka melihat video dibanding membaca teks book.

2. Digital dan Streaming

Gaya belajar gen Z juga up to date karena mereka lahir dan besar di Dunia yang perputaran informasi nya cepat serta mudah di akses.  Kapan saja dan dimana saja.

3. Boss for self

Generasi Z cenderung ingin menjadi boss untuk dirinya sendiri. Sehingga orang tua perlu negoisasi dan diskusi saat berkomunikasi dengan generasi Z.

4.Up to date

Ya Itu tadi, karena mereka terlahir dan besar di zaman informasi cepat dan instant. Anak generasi Z cenderung lebih cepat dan melek informasi.

5. Open Minded

Nah ini salah satu kelebihan generasi Z. Lebih berpikir terbuka. Mereka insyaallah mudah menerima masukan dan perbedaan asalkan dikomunikasikan dengan baik.

Salah satu kebiasaan anak generasi Z lainnya adalah sangat menyukai mendengarkan musik. Mereka betah berlama lama mendengarkan musik baik melalui ponsel atau pun streaming. Yang tentunya terkadang menyulitkan orang tua berkomunikasi dengan anak.

Karena itu lebih lanjut mbak Dya Loretta menjelaskan bahwa yang paling penting dari mendampingi Anak generasi Z dalam Pembelajaran Daring adalah sikap orang tua untuk mau belajar meningkatkan pemahamannya dan senantiasa berusaha mengupdate pemahaman digital agar ga jadi orang tua yang kudet dan cuma bisa menyalahkan anak saat mereka berlama lama memegang smartphone.

Nah biar orang tua nggak merasa kesulitan mendampingi anak di masa daring ini.  Memilih sekolah yang tepat untuk anak bisa jadi salah satu solusi loh parents. Salah satu sekolah yang tepat adalah SMA Pintar Lazuardi.

Mengenal SMA Pintar Lazuardi.

SMA Pintar Lazuardi mulai beroperasi sejak tahun 2021-2022 sebagai pengembangan dari sekolah Lazuardi group.  SMA Pintar Lazuardi menggabungkan antara kegiatan Pembelajaran tatap muka dan Pembelajaran online dengan Pembelajaran online yang lebih besar.  Yang juga dikenal dengan nama SMA Blended Learning Management Sistem.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *