Rahasia Pensiun Bahagia Ala Freelancer

Rahasia Pensiun Bahagia Ala Freelancer

Masih inget nggak dengan Hong Banjang ? Di Kdrama Hometown Cha Cha Cha? Karakter tokoh utama yang Punya banyak pekerjaan sampingan. Ya 11-12 lah ya sama seperti freelancer.

Waktu aku menonton drama tersebut sempat terpikir juga, nanti di masa tua apakah Hong Banjang masih akan terus bekerja untuk memenuhi kebutuhan keluarganya?

Rahasia Pensiun Bahagia Ala Freelancer
Hong BanJang Tokoh Utama di Kdrama Hometown Cha Cha Cha

Ealah belom sempat menemukan jawabannya. Karena pandemic Corona suamiku juga sekarang berstatus freelancer. Untungnya masih banyak yang pakai jasanya sebagai programmer IT so insyaallah tetap berpenghasilan.

Cuma kalau dipikir pikir freelancer itu nggak ada jaminan kesehatan, jaminan masa tua dari perusahaan. Semuanya memang harus Kita sendiri yang mempersiapkan.

Terlebih lagi sekarang kami sudah dikaruniahi anak. Setelah 10 tahun menanti. Alhamdulillah di 2021 anakku lahir dengan sehat dan selamat.

Untungnya sejak dulu kami berdua memang rajin menabung, jadi biaya lahiran CAESAR di sebuah RSIA di Bintaro yang tidak menerima BPJS bisa kami penuhi dari dana darurat yang memang sudah biasa kami sisihkan tiap bulan.

Namun tantangannya sekarang bukan cuma kebutuhan sehari hari saja, tapi juga harus ada tabungan pendidikan untuk anak, biaya kesehatan dan tabungan kesehatan, plus satu lagi yang luput belum dipersiapkan adalah tabungan masa tua, atau tabungan pensiun.

Nah mumet nggak sih, udah 35+ baru mikirin tabungan masa tua? Freelancer pula. Duh duh duh… Tenang Gaes, yuk belajar bareng aku gimana caranya mempersiapkan tabungan pensiun untuk freelancer?

Pas banget 2 hari lalu aku ikut webinar “Rahasia Pensiun Bahagia bersama Manulife” 

Walau hanya melalui gathering online namun acaranya tetap berlangsung seru, bahkan aku senang sekali pertanyaanku dijawab oleh para narasumber. Seperti apa ceritanya? Baca terus yuk.

Rahasia Pensiun Bahagia Ala Freelancer
Beberapa capture-an saat webinar

Ayo Kita Pensiun Dengan Bahagia

Aku pernah melihat beberapa orang keluarga jauh yang setelah pensiun malah menjadi menurun sekali fisiknya. Saat muda terbiasa berkegiatan, setelah tua tiba tiba hanya di rumah saja. Jadilah otak yang biasa diajak berfikir dan otot yang dulu sering digunakan menjadi kurang optimal dipakai. Alhasil ada yang terkena stroke, ada yang terkena pikun dan lain lain.

Andaikan setelah pensiun tetap bisa aktif dengan berbagai kegiatan positif tentu beda cerita. Eh tapi jangan salah. Berkegiatan di masa sekarang itu semua butuh biaya.

Menekuni hobi, ikut komunitas, liburan, hampir semua membutuhkan biaya. Kalau saat masih muda kita Juara, apa setelah tua masih bisa Jaya? Nah ini lah pentingnya tabungan masa tua atau pensiun.

Karena itu tepatlah yang disampaikan oleh pak Karjadi Pranoto Director and Chief EB dan Sharia Distribution Manulife Indonesia sebagai kata sambutan gathering. ” Pengennya setelah pensiun, kita masih punya standard hidup yang sama dengan saat masih bekerja, namun bedanya kalau dulu masih ada income masuk, sekarang tidak

Gimana sih caranya supaya standar hidup kita saat pensiun nggak jauh jauh banget dari saat masih aktif kerja, persiapan yang tepat sedini mungkin lah jawabannya. Yakni memiliki tabungan pensiun atau DPLK (Dana Pensiun Lembaga Keuangan).

Masih inget kan dengan nenek Kim Gam RI di drakor Hometown Cha Cha Cha. Saat giginya sakit, dan dia sampai tak bisa menikmati makanan kesukaannya seperti dulu. Nenek Gam Ri tak mudah memutuskan untuk memasang implant, karena mahalnya biaya perawatan gigi. Sedangkan untuk sehari hari saja beliau masih harus bekerja di usianya yang sudah senja.

Untung saja Dokter gigi Yoon Hye Jin memberikan diskon. Nah apakah di saat kita tua nanti bakal beruntung ketemu dokter yang suka kasih diskon? Belom tentu kan.

Makanya tabungan pensiun/ DPLK ini penting kita miliki.

Kenapa Harus Punya Tabungan Pensiun ?

1. Masa tua harus tetap bahagia

Saat anak anak sudah berkeluarga dan memiliki rumah sendiri. Mau tak mau rumah kita pun sepi. Hidup hanya berdua pasangan. Anak cucu hanya datang sesekali. Syukur syukur satu kota, banyak juga yang beda propinsi.

Rasa kesepian bisa memicu ketidakbahagiaan. Bersosialisasi zaman sekarang juga butuh biaya.

Aku teringat mama temanku yang setelah pensiun jadi lebih aktif Travelling, jalan bareng komunitas, nongkrong di kafe, ikut aneka reunian. Yang memang dulu saat bekerja agak kesulitan waktunya. Dan dari wajahnya pun terpancar ia tidak kesepian, ia bahagia di kelilingi banyak teman.

Untuk menjalankan hobi, aktivitas dll toh butuh biaya yang tidak sedikit. Karena itu kita perlu punya DPLK.

2. Masa Tua Harus Sehat

Seperti contoh nenek Gam Ri tadi yang tidak bisa makan cumi cumi karena giginya sakit, sedangkan ia tak punya asuransi kesehatan,  dan harus mengeluarkan kocek sendiri untuk memasang implant. Sama hal nya seperti orang Indonesia kebanyakan. Kita pun masih banyak yang tidak memiliki asuransi kesehatan. Bahkan BPJS dari pemerintah juga banyak yang belum punya.

Kalaupun ada asuransi kesehatan, itu juga belum cukup. Mengingat lansia daya tahan tubuhnya menurun dan mudah sakit. Biaya operasional saat mengantar/perawatan di rumah sakit juga harus diperhitungkan.

3. Masa Tua Jangan Sampai Terlantar

Masih inget kan berita seram, tentang banyak para orang tua yang ditelantarkan oleh anaknya. Karena mereka tidak sanggup mengurus dan membiayai. Duh jangan ya, jangan sampai kita jadi salah satunya.

Contoh lain Nenek Gam Ri lagi, soalnya beliau orang tertua di drama tersebut. Masih saat beliau sakit gigi, dan Hong banjang menelpon anaknya untuk membujuk nenek Gam Ri agar segera mendapatkan perawatan yang tepat.

Bukannya membujuk agar ibunya mau memasang implant segera, anaknya malah keberatan kalau misal Nenek Gam Ri memasang implant dan malah menyarankan untuk mencabut gigi saja. Ya itu karena biayanya mahal. Padahal menurut dokter gigi Hye Jin gigi nenek Gam Ri masih bagus, tidak perlu sampai dicabut.

Duh aku jadi gemas sama anaknya nenek Gam Ri.

Nah kalau kita punya uang sendiri, ya tidak perlu kan persetujuan anak cucu.

Banyak sih alasan lain kenapa kita harus punya tabungan pensiun. Tapi cukup 3 tadi yang paling utama.

Trus sekarang bagaimana cara mengumpulkannya kalau kita seperti Hong BanJang, Nenek Gam Ri dan sebagian tokoh lainnya yang bekerja tidak tetap?

Disinilah materi dan sharring dari Kak Citra Anjelina Head Of Strategy and transformation Pension Manulife Indonesia harus aku infokan juga ke kalian. Biar nggak cuma aku yang bersiap. Kalian juga harus praktekan.

Rahasia Pensiun Bahagia Ala Freelancer.

Seperti banyak para penghuni desa Gongjin di drama Hometown Cha Cha Cha yang kerjanya tidak tetap.  Seperti Hong BanJang, bahkan banyak yang masih bekerja di usia tua seperti trio nenek nenek.  Menurut Kak Cintia Angelina, Freelancer tetap bisa loh mempersiapkan hari tuanya dengan baik. Begini caranya.

1. Sehatkan Keuangan Pribadi

Ini tuh penting banget, awal dari semuanya menurutku ya. Kebanyakan Freelancer nggak tahu kebutuhan per bulannya berapa? Malah banyak yang saat lagi banjir pemasukan foya foya, pas lagi seret berhutang. Aduh jangan gini deh. Capek tau.

Freelancer tetap bisa kok punya tabungan. Caranya? Ya harus tahu berapa pengeluaran wajib setiap bulannya. Walau 4 tahun lalu suami berstatus karyawan. Namun di 2013 sampai 2015 juga sempat kok jadi Freelancer juga. Alhamdulillah kami tetap bisa menabung.

Sekedar ilustrasi ya ini pengalaman temanku yang sudah 13 tahun Freelancer. misalkan sebulan minimal untuk 2 orang dewasa dengan dua orang anak usia sekolah. pengeluaran wajib itu 10 juta rupiah, dan pengeluaran terbanyak 15 juta rupiah. Pendapatan kadang diatas itu bisa 30-40 juta perbulan, pernah dapat 100 jutaan, kadang dibawah itu 4-5 juta, juga pernah nggak ada penghasilan masuk sama sekali hampir 6 bulan.

Nah pas lagi pemasukan besar, tetap standard biaya bulanan yang dipakai sama setiap bulannya. Sehingga pas lagi nggak ada pemasukan, dana darurat yang disimpan sebelumnya bisa dipakai.

Wah nggak bisa senang senang dunk? Bisa dunk. Kan dari penghasilan tersebut bisa disisikan juga untuk entertainment dan refreshing keluarga.

Yang penting nggak kaya dokter Hye Jin aja ya, yang hobi membeli barang branded. Namun ketika ia harus membuka klinik, nggak punya tabungan dan terpaksa menjual rumahnya.

Ternyata dengan mengatur keuangan dan disiplin. Temanku itu hidupnya dan keluarganya mirip kayak pegawai kantoran saja. Setiap bulan tetap bisa bayar listrik, tetap bisa makan, tetap bisa bayar asuransi, bayar zakat dll. Ya karena ia punya standard berapa biaya hidup yang harus ia keluarkan tiap bulan.

2. Hitung Kebutuhan saat Pensiun

Nah ini erat kaitannya dengan no 1. Kalau kita sudah tau berapa kebutuhan minimal tiap bulan. Maka kita tak akan kesulitan untuk memperkirakan kebutuhan kita saat tua nanti. Tentu saja ini variabelnya beda dengan kebutuhan bulanan ya. Biaya pendidikan anak sudah tidak perlu dimasukkan lagi.

Mari kita hitung kebutuhan bulanan untuk kehidupan sehari hari seorang manula. Menurut salah satu artikel keuangan biaya hidup di Kota Jakarta pada tahun 2018 adalah 4,86 juta perorang. Nah kalau di masa pensiun nanti berdua dengan pasangan. Ya tinggal ditambahkan saja.

Angka tersebut tentu bukan jumlah yang pasti sesuai. Mengingat standard hidup tiap orang berbeda, bisa jadi kurang dari itu, atau bahkan masih perlu lebih banyak. Yang pasti harus diingat, ada nilai inflasi yang harus diperhitungkan pula.

Ada lagi  cara untuk menghitung dana pensiun, tapi yang paling mudah dan sering dipakai adalah ‘The 4% Rule’. Rule 4% merupakan aturan praktis yang banyak dipergunakan untuk menghitung seberapa banyak kita,sebagai pensiunan nanti harus menarik uang secara rutin dari rekening pensiun setiap tahun.

3. Tentukan Mau Pensiun Kapan?

Memang urusan hidup dan mati ada di tangan Tuhan. Namun sebagai manusia kita punya kesempatan yang namanya ikhtiar. Mempersiapkan dana pensiun termasuk ikhtiar yang dapat kita lakukan selagi muda. Agar nanti setelah tua selain nggak menyusahkan anak cucu, juga bisa fokus ibadah. Setuju atuh?

Sebagai freelancer yang tidak ada aturan masa kerja, kita sendiri yang menentukan kapan kira kira sudah tidak mau bekerja lagi. Misal di usia 55 tahun atau 60 tahun, di usia 40 tahun juga boleh.

Menentukan kapan waktu pensiun ini terkait dengan jumlah dan timing berapa yang harus kita kumpulkan selama masih menerima income.  Masa pensiun usia 55 dan usia 65 dengan start menabung di usia yang sama, tentu nilai rupiahnya berbeda bukan?

4. Strategi Pengumpulan Dana Pensiun.

Nah dibagian inilah pertanyaanku dijawab oleh narasumber.  Kebetulan aku dan suami sudah terbiasa menabung. Aku pikir dengan kebiasaan menabung di deposito dan logam mulia saja sudah aman untuk masa depan. Rupanya tidak.

Deposito returnnya masih rendah, sedangkan untuk pensiun perlu yg menghasilkan return yang lebih tinggi dari inflasi tahunan.

Memang harus ditambah dengan instrument investasi yang lain. Ya seandainya punya investasi di bidang lain sih aku mungkin santai saja. Misal punya sewa properti seperti nyonya Yeo Hwa Jeong yang punya banyak ruko untuk disewakan selain usaha rumah makan dan pekerjaannya sebagai ketua wilayah di desa Gongjin.

Kalau tidak ya segera deh cari bentuk investasi yang lain. Karena faktor inflasi itu nyata.

Saran dari Kak Citra Anjelina, selain investasi sesuai dengan profil resiko masing masing. Lebih bagus lagi jika dilengkapi dengan turut serta dalam program dana pensiun individu DPLK Manulife yaitu MiGolden Retirement.

Mi golden retirement bisa dibeli secara individual. Selain itu dengan join DPLK Manulife, kita bisa mencari tau jenis investasi untuk pensiun yang sesuai profile resiko masing masing.

Pesan dari Pak Karjadi sebagai freelancer kita harus disiplin, tahu mana kebutuhan dan mana keinginan, mulailah investasi dengan jumlah yang sedikit tidak apa apa asalkan konsisten namun mulai sedari dini itu jauh lebih bagus.

Oke deh teman teman, begitulah informasi menarik soal dana pensiun yang dapat aku ambil selama mengikuti webinar Rahasia pensiun Bahagia bersama Manulife kemarin. Intinya yuk mari kita pikirkan dan mulai diusahakan sejak sekarang. Agar apa yang kita impikan di hari tua nanti dapat tercapai.

Rahasia Pensiun Bahagia Ala Freelancer
Kelebihan Program MiGolden Retirement Manulife

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

14 Comments

  1. Sangat berharga info dan pencerahan ttg dana dihari pensiun… Sudah saatnya qth kumpulkan dana buat di hari senjanya qth nanti.. Bagus nie rekomendasinya

  2. Filosofinya cakep kak Fika. Aku yang ga paham drakor jadi dapet pencerahan, plus pencerahan tentang dana pensiun

  3. Impian banget yaa..masa tua teta bahagia da bersinar, gak layu dan kesulitan.
    Bagi seorang freelancer dan pelaku usaha, tentu hidup terasa perlu banget yang namanya perencanaan keuangan untuk masa depan. Terlebih tidak ingin menjadi Generasi Sandwich.

    Bersama DPLK Manulife Indonesia, aku setuju banget nih..
    Persiapkan masa pensiun dengan baik dan menabung seperti hong Banjang yang produktif di masa mudanya.

  4. Bagus sharingnya bun buka mataku supaya lebih banyak nabung lagi untuk masa tua biar ga trgantung sama siapapun

Leave a Reply to Dwi Yanti Lestari Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *