Assalamualaikum gaes. Apa kabar? Semoga selalu sehat ya. Alhamdulillah aku sekarang dalam keadaan fit. Namun sebulan yang lalu ada kabar kurang menyenangkan yang tiba tiba mengubah hidupku.
Dari judul tulisan ini pasti teman teman sudah dapat menebaknya. Yes itu dia. Aku terkena diabetes militus tipe 2. Kok bisa ? Nah ini yang mau aku ceritakan.
Jadi suatu hari karena keperluan operasi (ada daging tumbuh tapi tidak ganas) dokter menyarankan untuk check kadar gula dll. Semua dicheck di laboratorium RS. Ternyata jeng jeng jeng kadar Hbac1 ku diatas normal. Hasilnya sudah kategori diabetes. Dokter juga tak lupa mengecheck gula darah sewaktu dan jeng jeng jeng diatas 200 gaes.
Rasanya sedih banget, sudah kebayang segala penyakit lain yang nanti akan jadi penyerta penyakit ini. Apalagi aku pernah melihat ibuku menderita sekali melewatinya. Bener bener down banget.
Tapi kata dokter “diabetes bisa diatasi. Penyakit ini penyakit progressive yang kalau ga diatasi bakal menyerang organ lain dan menimbulkan masalah baru. Makanya disebut dengan ibunya penyakit karena menyebabkan segala penyakit lainnya”.
Awalnya dokter menyarankan menggunakan insulin. Namun aku yang nggak tega menyuntik diri sendiri meminta menggunakan obat oral saja. Karena aku tahu diriku adalah salah satu pasien yang disiplin dalam minum obat. So obat dua butir sehari? Ga masalah. Akhirnya aku diresepkan metformin 2 biji, dimakan pagi satu biji, dimakan siang 1 biji.
Kalau dipikir pikir penyebab aku mengalami DM ini ada banyak faktor. Yang pertama pola makan yang salah. Aku memang nggak suka minum yang manis manis. Nggak suka donat, roti, brownies, bolu dll. Tapi aku suka karbohidrat. Sangat suka gorengan dan aneka snack gurih. Suka pempek, cireng dan aneka makanan aci.
Kukira selama ini kalau ga makan gula atau yang manis manis ya bakal aman. Ternyata tidak. Karbohidrat juga salah satu yang nggak boleh dikonsumsi banyak.
Kemudian aku obesitas, lingkar pinggang juga sampai 109 cm, abis itu orang tuaku juga mempunyai penyakit ini. Ibuku diabetes, bapak hipertensi dan yes aku mewarisi keduanya. Kalau harta warisan ya enak. Ini mah penyakit wkwkkw
Bener bener down banget. Sempat nangis sesegukan seharian. Xixiix menyesal memang datang belakangan. Apalagi aku merasa nggak punya ciri ciri pasien diabetes yang suka ngantukan, haus terus, berat badan turun tanpa diet dll.
Karena selama ini aku suka pipis tiap 2 jam kupikir karena efek dari tekanan darah. Yap aku sudah rutin berobat setahun ini karena hipertensi dan kolesterol. Nah awalnya kebas di tangan kupikir karena kolesterol. Rupanya bisa jadi ciri ciri dari penyakit ini.
Untungnya setelah di check fungsi ginjalku masih normal, angka asam urat pun rendah. Alhamdulillah. Karena yang kukhawatirkan ya ini. Ibuku terkena ginjal karena ga disiplin minum obat saat terkena DM. Gula darah beliau dulu sampai angka 600.
Kenapa aku menulis ini? Apa nggak malu punya penyakit ini? Ga takut dikatain orang? Alasannya adalah supaya teman teman yang kenal aku ikut membantuku. Misal mengingatkanku kalau lagi lupa dengan pola makan. Kayak waktu itu teman bloggerku Suci ikut ngingetin pas kami lagi review cookies. ” Kak fika jangan banyak banyak” nah yang kayak gini yang kubutuhkan.
Aku yakin orang ngingetin bukan karena julid. Tapi supaya Kita tetap aman nggak khilaf dengan pantangan. Tetanggaku juga kukasih tahu, supaya suatu hari saat nongkrong di depan rumah dan ada yang menawarkan makanan yang ga boleh kumakan, saat kutolak mereka nggak akan merasa tersinggung.
Dan aku bodoh amat lah ya sama teman di sosmed yang mungkin bakal nyinyir. I don’t care. Cos ini tuh hidupku. Ngapain dengerin nyinyiran orang. Mereka juga nggak ikut sumbangan buat aku kontrol ke dokter setiap bulan ye kan. Jadikan pengalamanku ini sebagai pengingat. Supaya kalian tidak melakukan kesalahan yang sama.
So teman teman bila melihat beberapa ciri ciri berikut, langsung check hbac1 ya ke lab. Bisa ke rs atau prodia. Di RS tempatku berobat itu sekitar 250 rb untuk hbac1 sedangkan di Prodia sekitar 150 rb. Berikut gejala awal atau faktor resiko DM 2 yang patut dicurigai.
1. Mudah haus dan sering pipis
2. Lingkar pinggang diatas 80 cm untuk wanita dan 90 cm untuk pria
3. Mengalami obesitas
4. Mata terasa agak kabur
5. Sering kesemutan Dan kebas
6. Suka makan yang manis manis dan terbuat dari tepung
7. Kurang gerak alias team rebahan
8. Susah tidur di waktu malam Dan mudah mengantuk di pagi atau siang hari
9. Berat badan turun tanpa diet
Dan lain lain.
Nah anehnya aku cuma mengalami ciri 1-3. Yang kenal aku pasti tahu aku cukup aktif orgnya.
Ya sudahlah yang terjadi harus diterima dengan lapang dada. Sekarang yang harus dilakukan adalah tindakan preventifi
Misal minum obat rutin, olahraga setiap hari, mengatur pola makan, positif thinking.
Alhamdulillah seminggu menjalankan itu gula darahku stabil kembali. Dan harus dipertahankan hingga 3 bulan supaya nilai hbac1 nya turun.
Ini sudah sebulan aku jadi penderita DM. Hasil test gula darah alhamdulillah tetap stabil walau beberapa kali naik ke angka 130an (walau ini tinggi tapi tetap masih dalam taraf aman). Angka gula darah sesekali naik karena aku bandel masih makan gorengan sesekali 😂
Hal yang kulakukan setelah menjadi pasien DM adalah
1. aku langsung hunting buku buku tentang diabetes.
2. Membeli alat check gula darah. Dan rutin mengukur nilainya (seminggu 3 hari, 3 x gula darah puasa di pagi hari, 3 x gula sewaktu 2 jam setelah makan).
3. Membeli air fryer supaya dapat menggoreng makanan tanpa minyak. Nanti aku review ya.
4. Mengganti beras putih di rumah dengan beras merah, beras basmati dan beras putih free sugar, ini juga kapan kapan aku review.
5. Mengganti gula putih, gula merah, kopi, kecap asin, kecap manis dengan produk khusus yang free sugar. Nanti aku review juga deh.
6. Olahraga jalan pagi sehari min 60 menit. Kemudian work out di sore hari min 10 menit.
7. Mengganti snack dengan snack khusus rendah kalori dan buah buahan.
Satu hal yang masih sulit kuhindari yakni nggak makan pempek 😂 kayaknya seminggu ga ketemu pempek hidupku tuh hampa banget.
Oke gaes kayaknya sampai disini dulu ceritaku tentang Diabetes militus. Nanti kapan kapan aku sambung lagi ya.
Saranku ga ada salahnya medikal check up sekarang juga biar ketahuan ada yang salah nggak dengan tubuh. Apalagi DM adalah penyakit tanpa gejala, diam diam merusak organ dan syaraf. Nah kalau sudah rusak barulah timbul gejala.
Aku bersyukur ketahuan lebih cepat, walau down setidaknya masih di tahap awal jadi bisa melakukan perbaikan supaya sel sel di pankreas nggak tambah jadi rusak.
Baiklah sampai disini dulu dan sampai ketemu lagi di cerita berikutnya.
Semangat mbak Fika.. waktu aku promil di Semarang di RSIA gunung sawo.. Metformin itu terapi buat yang punya gejala pcos atau sel telur kecil2 agar sel telur matang bisa dibuahi..siapa tahu mbak Fika nanti diabetesnya sembuh malah bonus hamil gegara metformin yang punya efek bagus ke sel telur wanita.. Aku dulu gak diabetes tapi bapakku punya diabetes dan aku pernah terapi metformin pas program hamil.. InsyaAllah sehat apalagi mbak Fika disiplin..
Siaap mbak vita, insyaallah semangat. Makasih ya support dan sharringnya mb
Semoga segera pulih ya mbak fika
Memang kadang kita tidak menyadari karena gaya hidup masa kini
Ngopi, ngafe dan ngemall itu ancaman
Ya nggak sih?
Iyà karena melenakan mbak . Makannya mania manis dan tinggi gula kan itu tuh.
Hai Mak Fika.. Big Hug for you..
Meskipun dr judulnya bikin sesek dan khawatir, tapi baca tulisanmu tuh tetep terasa ringan dan ceria. Stay Health yaa..
Aamiin makasih banyak ya mak lusi
Mba Fika, aku temen FB-mu, Uut Rubi Utami V. Sebenarnya aku dah ngerasa di tahun 2016, tapi seperti denial. Alhasil, ketahuan saat mo berangkat haji 2019. Akhirnya, ketahuan juga deh.
Sama resepnya, metformin 2 butir. Sampai pernah di “ancam” patugas kesehatan haji, kalau ga di bawah 200, ga bisa wukuf. Sedih juga. Akhirnya, aku hanya makan lauk doang beberapa hari, nasi beneran kuhindari, meski ga banget, tetep pengen nasi juga hahahaha. Alhamdulillah bisa ke 160.
Hanya karena aku ngeliat Bapak almarhum cuci darah selama 11 bulan sebelum beliau meninggal, aku jadi parno nelen obat, dan ga rutin cek. Selama setahun ini baru 3 kali cek. Duh.
Nah kemarin ke Apotek, kaget deh, udah tinggi aja hingga 470 kadar gulaku.
Mak maaf almarhumah ibuku pasien yg ga rajin minum obat. Beliau akhirnya kena ginjal mak. Yuk mak rajin minum obat
[…] Medical check up yuk, mencegah lebih baik daripada mengobati […]
[…] Baca disini : silent killer and mother of disease […]
Semangat ya mbak. Semoga Allah mengangkat penyakitnya. Tidak ada yang mustahil bagi Allah. Aamiin..
[…] Baca : ternyata aku terkena ini karena pola makan yang salah. […]